SINTANG, SKR.COM – Jajaran Pemerintah Kabupaten Sintang diminta tidak hanya mendorong dan mendukung Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), tetapi juga pengguna dari seluruh produk yang dihasilkan UMKM. Hal tersebut, dilakukan sebagai bentuk dukungan jajaran Pemkab Sintang terhadap para pengrajin dan segala produknya.
Setelah jajaran Pemerintah Kabupaten Sintang bisa sebagai pemakai produk lokal, kedepan bisa ditularkan kepada masyarakat Kabupaten Sintang.
“Bagi saya, Usaha Mikro Kecil dan Menengah merupakan sektor penting bagi perekonomian di Indonesia dan Kabupaten Sintang. Di saat pandemi Covid-19 ini, justru sektor UMKM mampu bertahan dan mampu beradaptasi dengan cepat,” kata Wakil Bupati Sintang, Sudiyanto saat menutup kegiatan program pelatihan Usaha Mikro Kecil Menengah(UMKM) Lestari secara virtual di Ruang Pimpinan DPRD Kabupaten Sintang pada Jumat, 16 Juli 2021.
Sudiyanto menilai, apa yang sudah dilakukan oleh Lingkar Temu Kabupaten Lestari dan PT. Karya Dua Anyam yang berpartisipasi mengembangkan UMKM dengan program UMKM Lestari dalam bentuk pelatihan secara online bagi UMKM Kabupaten Sintang dan UMKM Kabupaten Siak. Semuanya hanya semata-mata untuk memperkuat UMKM sehingga mampu bersaing dan menjadi lebih baik lagi.
“Pandemi Covid-19 memang berdampak bagi berbagai sektor. Tetapi justru sudah membuat pelaku UMKM cepat mengadopsi sistem digital. Pelaku UMKM sudah mampu beralih dari usaha offline ke online. UMKM didorong untuk memanfaatkan media sosial dan marketplace yang ada. Saya berterima kasih atas terselenggaranya kegiatan ini, sebagai bentuk dukungan kepada UMKM yang ada di Kabupaten Sintang dan Kabupaten Siak,” ucap Sudiyanto.
Hanna Keraf Direktur Komunitas dan Kemitraan Krealogi oleh Du Anyam menyatakan dalam pelatihan ini LTKL bekerjasama dengan Krealogi memberikan peningkatan standar kualitas produk, desain produk, kemampuan pemasaran di luar desa, pengetahuan mengenai rantai pasok usaha, peningkatan pengetahuan literasi digital melalui pelatihan virtual dan aplikasi.
Harapannya, alumni pelatihan kali ini bisa menjadi pemain-pemain kunci dalam memastikan keberlanjutan ekonomi sirkuler daerah. Dari pelatihan ini terdapat peningkatan 90 persen dalam literasi digital peserta yang ditandai dengan kemampuan penggunaan aplikasi seperti Zoom, mengedit foto dan video, hingga mengakses berbagai macam situs untuk referensi pengembangan produk.
“Terdapat juga peningkatan pengetahuan berkisar antara 42-75 persen pada peserta mengenai operasi bisnis dan pengembangannya. 75 persen peserta juga telah mengetahui cara membuat akun dan membuka toko di salah satu lokapasar (marketplace), empat UMKM telah memiliki akun di lokapasar tersebut, dan dua di antaranya telah mengunggah produknya,” jelas Hanna Keraf. (*)