Peserta PPL STKIP Melawi Diberi Pembekalan Oleh Bupati Melawi

MELAWI, SKR.COM – Bupati Melawi membuka kegiatan pembekalan Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Perguruan (STKIP) Melawi tahun 2019, Kamis (19/9/19) di ruangan Auditorium STKIP. Kegiatan yang bertemakan pemberdayaan masyarakat berbasis pendidikan dan kesehatan.

Ketua Panitia pelaksana, Mardiana mengatakan, kegiatan KKM dan PPL merupakan kuliah wajib yang ada di semester 7, yang telah memenuhi persyaratan mahasiswa yang sudah menempuh kuliah sebanyak 120 SKS.

Tujuan dari PPL dan KKM adalah untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa-mahasiswi untuk terjun ke masyarakat. Ia mengungkapkan bahwa setiap guru harus memiliki kompetensi untuk bersaing. Implementasi program dalam kawasan kependidikan, dibidang pendidikan tinggi, terutama bagi mahasiswa semester akhir yang akan menyelesaikan studinya diwajibkan melaksanakan dan menempuh kegiatan PPL dan KKM.

PPL adalah latihan mengajar dalam upaya mempersiapkan mahasiswa STKIP Melawi sebagai calon pendidik sebagai wujud tenaga yang profesionalisme. PPL dan Pengelolaan Kependidikan merupakan bagian integral dalam keseluruhan kurikulum lembaga yang mencakup juga seluruh kegiatan persiapan sebelum latihan mengajar di kelas dan latihan mengelola kependidikan dilaksanakan PPL dan Pengelolaan kependidikan.

Dalam masa PPL dan Pengelolaan Kependidikan inilah mahasiswa calon pendidik dan administrator pendidikan merasa betapa banyaknya masalah yang harus dihadapinya, ia harus mempersiapkan diri sebaik-baiknya dalam menghadapi masalah tersebut.

“Melalui PPL dan pengelolaan kependidikan ini mahasiswa calon pendidik dan administrator pendidikan, diharapkan dapat menghayati betapa luas dan kompleksnya tugas yang akan dihadapinya kelak dan bagaimana sesungguhnya kenyataan dalam kehidupan suatu sekolah,” ucapnya.

Dalam PPL dan pengelolaan kependidikan ini pula para praktikan akan dilatih dalam aktivitas menunjukkan kemampuannya berhadapan dengan dosen pembimbing, guru pamong, kepala sekolah, dan siswa.

Sehingga diharapkan dalam aktivitasnya akan terjadi perpaduan antara ilmu yang didapatnya di bangku kuliah dan pengalaman serta penghayatan tugas keguruan dan kependidikan yang akan menjadi bekal yang amat berguna untuk membentuk kompetensi seorang pendidikan sekaligus administrator pendidikan.

Pengalaman yang diperoleh dari PPL dan Pengolahan Kependidikan ini akan berkesan amat dalam dan akan menjadi pedoman bagi pelaksanaan profesinya kelak. Pandangannya tentang jabatan guru perhitungan tentang sukses atau tidaknya kalau kelak menjadi guru atau administrator pendidikan sangat tergantung pada pengalaman-pengalaman yang diperolehnya dalam PPL dan Pengolahan Kependidikan ini.

“Oleh karena itu, para mahasiswa calon pendidik dan administrator pendidikan harus berlatih bekerja dan berusaha sebaik mungkin. Kesungguhan, ketekunan, ketabahan, dan kesabaran, serta usaha yang terus menerus untuk mengerti dan mencintai jabatan guru yang dipilihnya akan diuji dan dikembangkan melalui PPL dan pengelolaan kependidikan ini,” harapnya.

Mahasiswa yang akan mengikuti PPL kurang lebih sebanyak 94 orang, terdiri dari PGSD 64 orang, Matematika 8 orang, PAUD 8 orang, fisika 4 orang, dan Penjaskes 10 orang. Para mahasiswa itu nantinya akan ditempatkan di 2 Taman Kanak-kanak, 3 PAUD, 7 SD Negeri, 3 SD Swasta, 3 SMP Negeri, 4 SMA Negeri. Kegiatan PPL akan dilaksanakan pada 23 september sampai 22 november. Kemudian kegiatan KKM itu akan dilaksanakan pada 25 November sampai 19 Desember 2019.

Sementara itu Ketua STKIP Melawi, Septian Peterianus. Ada beberapa poin yang bisa saya sampaikan untuk sama sama membawa perubahan yang baik. Kepada mahasiswa, ini adalah momen dimana anda harus belajar membaur dengan masyarakat.

Pada kesempatan itu pula, Septian mengajak seluruh dosen serta pengurus STKIP bersama-sama mewujudkan harapan dan impian STKIP Melawi. Ia memiliki program fokus kedepannya bagaimana meningkatkan akreditasi program studi. Karena memang tantangan kedepan untuk perguruan tinggi itu adalah akreditasi.

“Di STKIP Melawi ini untuk program studi kita ada 5. Yakni PGSD, Penjaskes, Pendidikan Fisika, Pendidikan Matematika dan program studi guru anak usia dini. Sebenarnya dua program studi kita untuk poinnya sudah mendekati B. PGSD saja total poin kita sudah 281. Untuk mencapai akreditasi B, kita perlu 20 poin saja, karena standar poinnya harus 301. Penjaskes juga poinnya sudah 280, juga mendekati,” paparnya.

Ia menegaskan, untuk menambah kekurangan poin tersebut harus adanya mitra kerja, seperti MoU dengan perguruan tinggi lainnya, dengan sekolah-sekolah dan dengan pemerintah daerah. Itu yang kedepan akan ditingkatkan. Perguruan tinggi tanpa dukungan dan sokongan pihak luar tidak bisa maju dengan signifikan.

“Untuk itu kedepan pemerintah daerah kami harapkan dapat membantu dalam hal menyediakan anggaran tambahan terkait fasilitas. Karena kunci dari penyelenggaraan perguruan tinggi itu ada 3, yakni penelitian, pengabdian masyarakat dan pengajaran. Pengajaran yang paling utama, dan mungkin peran pemerintah bisa dengan menambah fasilitas pengajaran, penyediaan laboratorium untuk pendidikan misalnya,” ujarnya.

Dengan bermitra, katanya, maka 2020 akreditasi dua program studi bisa mencapai B. Dengan harapan STKIP bisa menjadi perguruan tinggi satu satunya di Melawi yang menjadi kebanggaan masyarakat Melawi, karena mampu bersaing dengan perguruan tinggi lainnya.

Sementara itu Bupati Melawi, Panji dalam arahannya mengatakan, PPL dan KKM ini merupakan uji diri dari apa yang didapatkan di kampus dengan apa yang akan kita dapatkan di lapangan. Banyak hal yang seolah-olah gampang diketahui, tetapi di lapangan akan berbeda.

“Ini sungguh menjadi penyempurnaan dan pematangan diri terkait dengan kehidupan dengan yang kita dalami. Salah satu maknanya pendalaman nilai kehidupan. Sebelum dipraktekan kita perlu mengenal dan mengetahui secara menyuluh. Dari kesempurnaan itu, akhirnya akan melihat dan mampu kah kita mendeskripsikan. Dalam sebuah yang diterjemahkan yang mudah dimengerti dan dipahami,” paparnya.

Ia mengatakan dalam menghadapi persoalan di lapangan hendaklah dikenali terlebih dahulu. Karena menurutnya kalau sudah mengenal masalah, 50 persen masalah itu sudah terselesaikan.

“Program PPL dan KKM ini tidak boleh diremehkan. Saya kira ini memang sudah menjadi hal yang dengan kesungguhan, bukan hanya sebatas kewajiban namun lebih kepada kebutuhan. Maka saya ingatkan untuk laksanakan lah dengan baik. Karena ini sangatlah penting. Kemudian saya juga ingin katakan, STKIP ini bukan ada dengan sendirinya. Namun karena adanya perjuangan pemerintah. Bupati pertama, Ketua yayasan pertamanya. Jadi mari kita kembangkan bersama, “pungkasnya. (DI)

Posting Terkait