SINTANG, SKR.COM – Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), tentu persaingan dari berbagai persoalan semakin ketat. Hal tersebut tidak terlepas dari persiapan Sumber Daya Manusia (SDM). Untuk itu, perlu adanya langkah yang harus dilakukan pemerintah Melawi.
“Intinya yang jelas untuk menghadapi MEA, persaingan semakin kuat. Persiapan SDM harus dilakukan, dari penguasai bahasa harus, juga harus dilakukan. Seperi bahasa Inggris dan Mandarin sebab, pada saat MEA, akan banyak warga luar negeri yang datang,” ungkap Anggota Komisi A DPRD Melawi, Taufik, saat ditemui di kantornya, Jum’at (23/9).
Lebih lanjut Ia mengatakan, hal tersebut perlu dipkirkan bersama, begitu pula pemerintah daerah, dalam hal ini dinas pendidikan. “Misalnya seperti menggalakan pelajaran Bahasa Inggris dan Mandarin. Kemudian, dari segi persaingan ekonomi sendiri, untuk meningkatkan ekonomi di Melawi, saya pikir pemerintah juga harus menggalakan suatu usaha yang lebih ke masyarakat selain karet dan sawit, harus ada komiditi lainnya yang bisa untuk mewadahi perekonomian masyarakat,” paparnya.
Sementara, katanya, seperti komoditi karet dan sawit, jika ingin bersaing kualitasnya haruslah diperbaiki, kalau tidak maka hasil karet kita akan tersisih dengan negara lainnyah.
Dari sisi budaya, lanjutnya, semua organisasi kemasyarakatan yang ada, baik dari DAD, MABM, MABT, harus terus mempertahankan budaya yang ada. “Sekecil apapun budaya yang ada, jangan sampai hilang. Jika tidak dipertahankan, maka habislah budaya asli Indonesia tersisih dengan budaya dari luar,” ujarnya.
Taufik mengatakan, budaya barat sendiri sudah mulai dirasakan di Indonesia ini. Ia mencontohkan, seperti contohnya penyalahgunaan Media Sosial (Medsos). Sehingga terjadi hal-hal yang negatif. “Ini seperti sudah terdokrin di masyarakat kita, yang mana dianggap hal yang lumrah. Penggunaan medsos bisa saja, namun ambilah yang positif atau yang baiknya,” ucapnya.
Belum lagi dari segi pergaulan anak-anak remaja, tambahnya. Berpacaran didepan umum hingga berpelukan sepertinya sudah menjadi hal yang biasa, ini yang harus diatasi.
“Itu contoh budaya yang berasal dari luar tapi sepertinya mulai melekat di masyarakat. Jadi ini haruslah ada langkah-langkah mengatasi dan menghindarinya, dan ini tidak terlepas dari campur tangan pemerintah, tanpa itu sulit untuk merealisasikannya,” pungkasnya.(Dedy)