Warga Perbatasan Sintang Andalkan Akses Transportasi dari Balai Karangan

Melkianus, Anggota DPRD Sintang

SINTANG, SKR – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Sintang Melkianus mengatakan untuk memenuhi kebutuhan sembako di perbatasan, akses yang diandalkan warga perbatasan seperti Senaning Kecamatan Ketungau Hulu adalah dari Balai Karangan, Kabupaten Sanggau.

“Contoh untuk kebutuhan gas, suplai kita di perbatasan beberapa tahun ini mengandalkan dari Balai Karangan semua. Begitu juga minyak goreng dan sembako,” katanya.

Menurutnya, suplai kebutuhan pokok dari Balai Karangan dilakukan karena akses jalan relatif lancar. Sementara akses jalan dari Sintang-Senaning susah tembuh kendaraan roda empat. “Kondisi jalan kita khususnya di ruas Seputau Tiga menuju Pintas Keladan atau Senaning, tidak bisa dilewati kendaraan roda empat. Roda dua masih bisa lewat. Kalau lewat sungai, biayanya sangat mahal,” ucapnya.

Dengan adanya kondisi tersebut semua kebutuhan pokok di perbatasan disuplai dari Balai Karangan maupun Pontianak. “Sekarang ini kitabersyukur angkutan lancar. Dengan jarak 97 kilometer, dari Balai Karangan ke Senaning memakan waktu hingga 3 jam,” ucapnya.

Camat Ketungau Hulu, Jamhur mengungkapkan saat kelangkaan minyak goreng yang saat ini jadi isu nasional juga dialami masyarakat perbatasan Sintang-Malaysia tepatnya di Kecamatan Ketungau Hulu. “Saat itu minyak goreng kita rasakan sangat-sangat langka. Terutama minyak goreng produksi dalam negeri,” kata Jamhur.

Ia mengatakan, harga minyak goreng di perbatasan paling rendah dikisaran Rp 25 ribu per bungkus. Satu bungkus ada yang 900 ml hingga 1 kilogram.Jamhur mengakui, ada minyak goreng produksi Malaysia di perbatasan. Tapi jumlahnya tidak banyak. Karena Sintang belum punya border resmi.

“Mungkin masyarakat mendapatkan minyak goreng produksi Malaysia setelah menjual hasil bumi ke sana. Pulangnya beli minyak goreng Malaysia, harganya 2,5 ringgit per liter atau kurang lebih Rp 18 ribu,” ungkapnya.

Posting Terkait